Maukah kamu percayakan AI tentukan keuanganmu?

Environmentallca.my.id-

Berbicara tentang layanan konsultasi investasi dan perencanaan keuangan. Menurutmu, siapa yang lebih bisa dipercaya, manusia atau kecerdasan buatan? Pertanyaan ini sudah bukan lagi hipotesis semata.

Bank dan manajemen investasi besar ternyata sudah mengadopsi kecerdasan buatan atau artificial intelligence AI untuk membantu perumusan prediksi finansial yang bahkan dijadikan basis analisis ketika memberi rekomendasi ke kliennya.

Kebanyakan entitas keuangan menggunakan AI untuk prediksi fluktuasi saham. Contohnya, Morgan Stanley yang menggunakan AI dalam memitigasi potensi kebiasan analisis dalam menganalisis pasar keuangan.

Salah satu bank investasi terbesar dunia, Goldman Sach, juga belum lama ini mengumumkan sedang uji penggunaan AI dalam operasionalnya. Sayangnya, Goldman Sach enggan mengelaborasi fungsi dan divisi spesifik pengunaan AI-nya.

Lalu, apakah penasihat keuangan berbasis kecerdasan buatan ini bisa dipercaya masyarakat dalam mengelola uang?

Penelitian terbaru kami mengungkap bahwa keberterimaan terhadap AI sebagai penentu finansial sangat tergantung dari siapa yang menggunakan, tingkat literasi terhadap AI, dan cara kerja AI itu sendiri.

Meskipun kecerdasan buatan semakin canggih, investor lebih memilih keahlian manusia dalam memprediksi pasar saham, menurut sebuah studi baru.

Tidak semua percaya AI

Kami mewawancarai 3.600 responden di Amerika Serikat (AS) dan meminta mereka untuk membayangkan situasi ketika mendapatkan informasi dan saran tentang pasar saham.

Kami membuat tiga skenario asesmen. Pertama, informasi berasal dari seorang perencana keuangan profesional. Kedua, informasi berasal dari AI. Ketiga, informasi berasal dari profesional yang menggunakan AI.

Secara umum, orang-orang cenderung kurang mempercayai hasil analisis yang dibuat oleh AI. Sebaliknya hasil analisis pasar dari ahli (manusia) lebih dipercaya.

Namun, persepsi kepercayaan terhadap AI tidaklah bersifat universal. Beberapa kelompok individu justru lebih memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi terhadap AI dibandingkan yang lain.

Misalnya, wanita cenderung lebih mempercayai saran dari AI dibandingkan pria (selisih 7,5%). Individu yang lebih paham/mempelajari tentang AI juga lebih terbuka untuk mengikuti saran dari AI (selisih 10,1%).

Penelitian kami juga menemukan bahwa kepercayaan orang terhadap AI tergantung pada tingkat simplifikasi metode AI yang digunakan.

Kami melakukan uji komparasi metode AI ordinary least squares (teknik matematika dasar yang menggunakan garis lurus yang menghubungkan 2 variabel) dengan metode deep learning (sebuah metode AI tingkat lanjut). Hasilnya, hasil analisis AI bermetode ordinary least squares lebih disukai responden.

Hal ini terjadi karena ada kecenderungan orang lebih mempercayai hal-hal yang mereka pahami. Seperti halnya seseorang lebih percaya hasil hitung kalkulator sederhana daripada alat ilmiah kompleks yang kurang umum bagi masyarakat luas.

Sebuah keniscayaan dalam industri keuangan

Para entitas finansial perlu mencari cara untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap AI seiring meningkatnya penetrasi penggunaan AI dalam industri keuangan.

Caranya bisa dengan memperbanyak sosialisasi tentang cara kerja sistem AI. Sosialisasi juga perlu mencakup penjelasan mengenai kapan dan bagaimana AI digunakan, serta menemukan keseimbangan yang tepat antara ahli manusia dan AI.

Selain itu, kita perlu menyesuaikan cara penyajian informasi dari AI sesuai dengan kelompok yang berbeda-beda. Pemaparan yang menunjukkan perkembangan positif kinerja AI dari waktu ke waktu dibandingkan para ahli manusia juga tidak boleh dilewatkan untuk disampaikan kepada masyarakat.

Masa depan sektor keuangan akan melibatkan lebih banyak AI. Dengan catatan masyarakat mau untuk mempercayainya. Studi kasus ini mirip dengan proses keberterimaan mobil otonom. Suatu inovasi teknologi mungkin memang hebat, tapi jika tidak nyaman dan praktis digunakan semua akan sia-sia.

Penelitian kami menunjukkan bahwa membangun kepercayaan bukan hanya tentang membuat AI yang lebih baik. Penelitian ini cenderung mengarah kepada pemahaman tentang bagaimana pikiran dan perasaan publik terhadap AI. Ini tentang menjembatani kesenjangan antara apa yang bisa dilakukan AI dan apa yang diyakini orang bisa dilakukan AI.

Seiring waktu, kita perlu senantiasa mempelajari reaksi masyarakat terhadap AI dalam dunia keuangan. Kita perlu mencari cara untuk membuat AI bukan hanya sekedar alat yang kuat, tetapi juga penasihat keuangan terpercaya yang andal bagi masyarakat dalam mengambil keputusan keuangan yang penting.

Dunia keuangan berubah dengan cepat dan AI merupakan bagian penting dari perubahan itu. Tapi pada akhirnya, manusia sendiri yang memutuskan di mana mereka menaruh uangnya. Memahami cara membangun kepercayaan antara manusia dan AI akan menjadi kunci dalam membentuk masa depan keuangan.

The Conversation

Gertjan Verdickt tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham, atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi selain yang telah disebut di atas.

Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://theconversation.com/maukah-kamu-percayakan-ai-tentukan-keuanganmu-241375

Tinggalkan komentar