Environmentallca.my.id-
Jakarta, CNBC Indonesia – Pesawat pembom B-1 milik Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) wara-wiri di Laut China Selatan (LCS). Kejadian ini terjadi Selasa lalu, di wilayah sensitif yang juga diklaim oleh China.
Mengutip Airandspaceforces, dua bomber B-1 terbang bersama tiga jet perang FA-50 milik Filipinina. Filipina sendiri kini bersitegang dengan China akibat sengketa wilayah Laut Filipina Barat.
“Pesawat pembom dan jet tempur tersebut melakukan patroli udara gabungan dan latihan pencegatan untuk meningkatkan koordinasi operasional, menyempurnakan strategi taktis dan operasional bersama, serta mempertahankan dominasi udara dan keamanan regional dalam (kampanye) #IndoPasifikBebasDanTerbuka”,” tulis laman itu dikutip Jumat (7/2/2025).
“Pesawat B-1 yang terlibat dalam penerbangan terbaru ini berasal dari kelompok yang terdiri dari empat pesawat dari Pangkalan Angkatan Udara Ellsworth, S.D., yang dikerahkan ke Guam untuk rotasi Satuan Tugas Pengebom mulai 15 Januari,” tambah laporan itu.
Dalam sebuah pengarahan di media lokal, seorang juru bicara Angkatan Udara Filipina mengatakan patroli itu terbang di atas “Bajo de Masinloc”, nama Filipina untuk Scarborough Shoal yang disengketakan, sebuah pulau yang sangat diperebutkan dengan China di LCS. Baik Filipina maupun Cina mengklaim kedaulatan atas beting itu dan telah berhadapan baik di pengadilan internasional maupun secara militer.
Sebelumnya, di Agustus 2024, Filipina menuduh sebuah pesawat Cina melepaskan suar di dekat salah satu pesawatnya, yang sedang melakukan patroli di dekat Scarborough Shoal. Pada bulan Januari, sebuah kapal penjaga pantai Cina dilaporkan berpatroli di dekat beting itu, yang berada dalam jarak 77 mil laut dari Filipina.
Penerbangan Angkatan Udara AS di atas LCS relatif rutin. Terkadang menimbulkan pertemuan dengan pesawat tempur China yang dikirim untuk mencegat penerbangan tersebut.
Pada akhir tahun 2023, Pentagon mengutip ratusan intersepsi “tidak aman” oleh pesawat Tiongkok selama dua tahun terakhir. AS menuduh Angkatan Udara Republik Rakyat China (PLAAF) melakukan perilaku tidak profesional.
Namun, tidak ada insiden seperti itu yang dipublikasikan dalam setahun terakhir. Tidak jelas apakah PLAAF mengubah taktiknya sebagai akibat dari tindakan AS atau apakah Angkatan Udara AS juga mengubah taktik di wilayah tersebut.
Mengutip Newsweek, Filipina adalah sekutu Amerika tertua AS di Asia. Kedua negara memiliki Perjanjian Pertahanan Bersama yang telah berusia tujuh dekade yang oleh pemerintahan Biden dan Trump disebut sangat kuat.
Laman AP mengatakan China berang terhadap pengerahan militer AS di LCS. Beijing mengatakan “hal ini telah membahayakan keamanan regional”.
Perlu diketahui, dalam pernyataan di 2024, Profesor dari University of Tennessee, Krista Wiegand menyebut saling klaim penguasaan terhadap LCS berpotensi menjadi ‘bom waktu’ yang dapat memicu Perang Dunia ke-III (PD3). Tindakan China yang mengklaim wilayah itu, kata dia, membuatnya bersitegang dengan banyak negara Asean dan mendorong masuk AS cs.
(sef/sef)
Next Article
Prabowo Tiba-Tiba Ungkap Dunia di Ambang PD 3, Kenapa?
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.cnbcindonesia.com/news/20250207065602-4-608689/siaga-pd-3-pecah-di-halaman-ri-2-bomber-b-1-as-wara-wiri