Environmentallca.my.id-
Spotify, platform streaming audio berbasis langganan, menawarkan akses ke perpustakaan musik, podcast, dan konten media lainnya yang sangat luas bagi penggunanya.
Didirikan pada 2006 oleh pengusaha asal Swedia, Daniel Ek dan Martin Lorentzon, platform yang bermarkas di Stockholm tersebut kini sudah mendunia dengan kantor perwakilan yang tersebar di banyak negara. Hingga pertengahan 2024, platform ini sudah memiliki 626 juta pengguna aktif aktif di seluruh dunia.
Salah satu fitur ikonik Spotify adalah Wrapped. Fitur ini pertama kali diperkenalkan pada 2016. Sejak saat itu, Spotify Wrapped telah menjadi tradisi tahunan yang dinanti-nantikan para pengguna untuk melihat ringkasan aktivitas mendengarkan musik mereka selama setahun.
Wrapped menyajikan rangkuman artis favorit, lagu yang paling sering diputar, dan ikhtisar lainnya. Tak sedikit pengguna membagikan hasil Wrapped mereka di media sosial sebagai bentuk kebanggaan, menciptakan gelombang viral di dunia maya.

Spotify Wrapped resmi diluncurkan secara serentak untuk semua penggunanya di seluruh dunia pada 1 Desember 2020. Pada pekan pertama bulan tersebut, Spotify mengalami peningkatan unduhan yang cukup besar hingga mencapai 21%. Hal ini, diasumsikan, terkait dengan peluncuran Spotify Wrapped secara global. Namun, apakah benar peningkatan itu murni disebabkan oleh momentum tersebut?
Wrapped: menghadirkan pengalaman personal dan universal
Wrapped tidak hanya menyampaikan hasil analisis canggih Spotify tentang kebiasaan pengguna, tetapi juga membuat pengguna secara tidak langsung mempromosikan platform musik tersebut. Ketika pengguna membagikan Spotify Wrapped mereka di media sosial, mereka sekaligus berperan sebagai brand ambassador atau duta merek yang membantu memperkenalkan Spotify ke orang lain tanpa disadari.
Konsep personalisasi, pembuktian sosial, dan gamifikasi yang diusung Spotify Wrapped membuat fitur ini lebih dari sekadar laporan individu. Wrapped telah menjadi cultural event yang dirayakan secara global.
Desain kampanye cerdas yang dirancang untuk mendorong pengguna membagikan rangkuman data mereka secara online, menciptakan gelombang promosi organik yang masif.
Selain bisa membuat viral, Wrapped turut menggiring kebiasaan mendengarkan musik pengguna di masa depan. Dengan menampilkan genre dan artis favorit masing-masing pengguna, fitur ini mendorong para pengguna untuk lebih mengeksplorasi selera musik mereka dan menemukan lagu-lagu baru yang bersifat dinamis dari tahun ke tahun.

Pembelajaran dari Wrapped
Pada 2024, fenomena Wrapped sudah merambah ke platform gaming seperti Xbox, PlayStation, Nintendo, dan Steam, menunjukkan betapa besar pengaruh konsep tersebut.
Setidaknya ada tiga hal yang bisa dipelajari dari kesuksesan Spotify:
1. Personalisasi: Wrapped menyajikan rangkuman tentang kebiasaan para pengguna, yang mencerminkan suasana hati, pengalaman, dan minat mereka sepanjang tahun. Fitur ini memberikan pengalaman yang sangat personal bagi pengguna.
2. Konektivitas Sosial: Wrapped mendorong pengguna untuk berbagi konten di media sosial. Selain untuk pamer, aktivitas ini juga bisa jadi sarana membandingkan selera musik dengan orang lain serta menciptakan rasa kebersamaan dan komunitas. Sentuhan aspek sosial semacam ini bisa meningkatkan kepuasan pengguna dan memperkuat pandangan positif terhadap diri mereka.
3. Kekuatan nostalgia: Wrapped juga memanfaatkan sentimen nostalgia dari setiap individu untuk mengenang momen melalui lagu dan artis favorit mereka. Seperti foto lama yang membawa kenangan, musik juga bisa menjadi sarana menggugah kenangan, membangkitkan emosi positif dan memperkuat identitas pribadi.
Baca juga:
Riset: Musik bisa mengubah cara kita mengingat kenangan masa lalu
Sulit ditiru platform lain
Meski Wrapped sukses di Spotify, saya memprediksi pendekatan serupa sulit diterapkan di platform lain, terutama pada platform belanja atau transportasi daring.
Rangkuman data dari aplikasi transportasi seperti Gojek yang mencatat tempat tujuan sehari-hari atau makanan favorit, misalnya, dapat dianggap terlalu personal sehingga rawan bergesekan dengan data privasi yang menjadi topik sensitif di era ini.

Konsep ini menyentuh teori yang disebut paradoks privasi, yaitu kondisi di mana pengguna khawatir tentang keamanan data pribadi, namun tetap membagikannya selama data tersebut tidak menyangkut informasi yang terlalu sensitif seperti profesi, karakteristik individu, atau pun keuangan pribadi. Dalam kasus Spotify, pengguna merasa aman karena data yang dibagikan dianggap tidak termasuk kategori tersebut.
Selain itu, konsep yang sama di platform lain mungkin tidak akan memberikan efek kepuasan yang sama kepada pengguna, seperti hal yang mereka dapat dari Spotify Wrapped. Memakai fitur yang sama, bahkan bisa menjadi bumerang bagi platform lain.
Misalnya, jika platform transportasi atau belanja daring menyajikan rangkuman data pengeluaran pengguna selama periode setahun, alih-alih meningkatkan konsumsi, pengguna justru malah terdorong untuk berhemat karena menyadari pengeluaran yang membengkak.
Sebuah studi sudah membuktikan bahwa ketika
seseorang sadar dengan seberapa banyak uang yang keluarkan, dan memikirkan dampaknya untuk masa depan, maka akan cenderung mendorong mereka untuk berhemat.
Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa pelacakan pengeluaran secara konsisten, berdampak pada hasil keuangan yang lebih baik. Misalnya, orang bisa mengurangi pembelian barang yang kurang penting, lebih patuh pada anggaran, dan mengelola uang dengan lebih efektif.
Ketiga hal itulah yang membedakan antara Spotify dan platform populer lainnya. Pada Spotify, pengguna membagikan Wrapped karena dirasa menyenangkan dan bersifat positif. Sementara di platform lain, memakai pendekatan dan strategi yang sama justru berpotensi menurunkan konsumsi.
Celah adaptasi fitur Wrapped untuk platform konsumen
Meskipun tidak mudah, konsep Wrapped sebenarnya tetap bisa diadaptasi platform lain dengan beberapa penyesuaian.
Misalnya pada platform transportasi daring, banyak ulasan hal-hal positif yang tidak terkait pengeluaran, namun tetap menarik dibagikan ke media sosial. Misalnya, rangkuman data yang menampilkan jejak emisi karbon yang berhasil dikurangi karena pengguna memilih transportasi umum atau kendaraan listrik.
Selain itu, platform juga bisa membagikan rangkuman informasi mengenai kota-kota unik yang telah dijelajahi dengan transportasi online, atau makanan dan minuman favorit yang dipesan pengguna sepanjang tahun ini.
Sedangkan pada platform e-commerce, jenis konten yang dapat disajikan misalnya, kategori produk yang paling sering dibeli oleh pengguna, merek favorit mereka, serta jumlah kurir yang telah dilibatkan dalam proses pengiriman.
Dengan membagikan konten tersebut di media sosial, pengguna dapat memberikan rekomendasi dan berbagi hal yang menarik dan positif, tanpa harus mengekspos jumlah pengeluaran mereka.
Namun, agar berhasil, fitur semacam ini harus dirancang dengan baik. Konten yang dibagikan harus konsisten, misalnya dirilis secara berkala seperti setahun sekali.
Selain itu, gunakan cerita yang relevan dengan pengalaman audiens, manfaatkan tren terkini dalam ilustrasi visual, serta pastikan konten yang dibuat berbasis data dan fakta yang akurat. Hal ini penting untuk meningkatkan kredibilitas sekaligus daya tarik pengguna.
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://theconversation.com/strategi-jitu-di-balik-kesuksesan-spotify-wrapped-246887